Tuhan, Kami dan Persib


Nilai Teleologis
Tak beragam tujuan atau maksud kita, hanya ingin PERSIB JUARA berpesan melalui TUHAN, KAMI & PERSIB. Lebih dalam tujuan ini adalah harapan, lewat tatanan bahasa yang bermakna do’a atas nama cinta, yaaah cinta, cinta kami pada PERSIB!
Nilai FilosofisAda beberapa nilai pembenaran atas jargon kami yang mungkin bagi sebagian orang itu biasa-biasa saja, tapi nyatanya tak seperti itu. Sungguh bagi kami terdapat nilai pembenaran, tak sedikitpun menjadikan jargon tersebut suatu guyonan.
TUHAN, kita tidak berbicara banyak seperti Karen Amstrong dalam The History of God  tapi yang pasti secara sistematis kita menyebut TUHAN diawal, itu berarti Tuhan adalah segalanya, maha segala, kuasa segala, hendak segala, punya segala, Dia segalanya. Ketika kompetisi dibuka, ketika peluit wasit ditiup tanda pertandingan dimulai, saat itu kita membuka tabir harapan, menggeraikan permohonan untuk kemenangannya dan menyeru: Tuhan. Sepakbola adalah permainan, pas menang kita bersyukur memanggil: Tuhan (Alhamdulillah, Gusti, Persib meunang). Pas kalah kita tetap berkeluh memanggil: Tuhan (Gusti naha eleh deui?). Do’a, puji dan syukur pada Tuhan, karena-Nya kita punya kekuatan untuk tetap memangku rasa bangga pada Persib, melangkahkan kaki ke stadion untuk mendukung Persib. Berjingkrak, bernyanyi dan bersorak untuk memecut semangat pemain Persib, kami yakin itu adalah anugerah kehendak dan kekuasaan Tuhan. Kami yakin keinginan atau bisikan hati untuk mendukung Persib tak akan pernah ada, tanpa kehendak dan kuasa-Nya. Itulah TUHAN, KAMI, (&) PERSIB.
KAMI, nah disini kita menyeimbangkan antara hakikat (ketuhanan yang bersifat transcendental) dengan Syari’at (nilai kemanusiaan yang ada di dunia empiris). Hal ini semacam kita berdiri pada pemahaman al-asy’ariyah yang berada antara pemahaman Jabariyah dan Qodariyah. Tuhan Maha Kuasa dan manusia maha rencana, kenyataan manusia diberi sejumlah kemampuan, keahlian dan kehandalan; di mana setiap Kami diserukan untuk bekerja sepenuh tenaga dan berdo’a seikhlas hati supaya dapat mencapai angan, merenggut kemenangan di setiap pertandingan, bernyanyi berjingkrak untuk membakar semangat. Secara layak dalam usaha dan do’a Kami yang berada dalam cintanya kepada Persib demi menggapai satu harapan bertahta sebagai sang juara. Cita-cita dan harapan itu akan tetap dan selalu ada.
PERSIB, terima kasih telah menjadi sarana bagi Kami untuk tetap berdo’a dan bersyukur pada Tuhan. Terima kasih telah menjadi tali bagi silaturahmi kami. Bagiku indah nilai pembenaran keterpaduan antara TUHAN, KAMI & PERSIB.
BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI.
Pada Persib kami berbakti, pada Tuhan kami mengabdi!
Semoga semua yang kita lakukan untuk Persib adalah kebaikan. Amin.